5 Cara Perusahaan Mendukung Working Mom di Lingkungan Kerja

Berperan sebagai ibu yang baik sekaligus mencapai karir gemilang terdengar mustahil, namun bukan berarti tidak bisa dicapai. Jika perusahaan dapat mendukung para ibu bekerja untuk menyeimbangkan antara karir dan peran sebagai ibu, produktivitas dapat dipertahankan. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan perusahaan untuk menunjukkan dukungannya pada kesejahteraan ‘working mom’.

Daftar Isi
Ditulis oleh
Tantya Chandra
·
September 6, 2022
· Waktu baca
5
menit
5 Cara Perusahaan Mendukung Working Mom di Lingkungan Kerja

Bisnis yang sukses memerlukan karyawan dengan kemampuan terbaik. Kehadiran ibu bekerja atau working mom dapat memberikan nilai positif bagi perusahaan, karena mereka dinilai sangat terorganisir dan memiliki kemampuan multi-tasking. Karena itu, perusahaan perlu mendukung ibu yang bekerja. Sehingga karyawan wanita dengan kinerja baik tidak perlu berhenti ketika mereka mempunyai anak. 

Meskipun seorang ibu sangat handal dalam hal multi-tasking, bukan berarti mereka tidak membutuhkan dukungan untuk menyeimbangkan peran orang tua dan pekerjaan agar terhindar dari burn out. Perusahaan juga tidak bisa lagi mengabaikan ‘double job’ yang harus dialami para ibu bekerja, karena hal ini terbukti dapat mempengaruhi turn over karyawan. Dilansir dari McKinsey, hampir 12 juta wanita meninggalkan pekerjaan mereka selama tahap awal pandemi.

Baca juga: 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

Kebijakan Perusahaan yang Dapat Mendukung Ibu Bekerja 

Pandemi telah memaksa perusahaan untuk mengubah pola kerja karyawan. Banyak perusahaan menjadikan tahun pertama pandemi sebagai gambaran bagaimana menciptakan jam kerja fleksibel dengan penerapan remote working atau hybrid working. Bagi sebagian besar ibu bekerja, hal ini justru menjadi tantangan baru. Para working mom harus membagi waktu antara mengurus kebutuhan rumah tangga dan memastikan pekerjaan selesai tepat waktu. Berikut ini adalah beberapa kebijakan yang bisa dilakukan oleh perusahaan agar working mom dapat bekerja secara efektif.

1. Mempermudah Proses Transisi

Untuk mendukung ibu hamil di perusahaan, perusahaan bisa menawarkan cuti secara bertahap, atau mempermudah masa transisi saat karyawan kembali ke kantor setelah cuti melahirkan. Misalnya, dengan memperbolehkan karyawan bekerja setengah hari selama beberapa minggu pertama. Tunjangan orang tua juga dapat membantu karyawan tetap produktif, seperti penggantian biaya penitipan anak, cuti hamil berbayar, cuti orang tua, dan kompensasi lainnya.

2. Akomodasi untuk Ibu Menyusui

Bagi perusahaan yang menerapkan work from office (WFO), penting untuk memberikan fasilitas yang baik untuk ibu menyusui. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk membuat ruang laktasi yang tenang, nyaman, dan bersih. Bahkan, Adobe menyediakan layanan pengiriman ASI bagi karyawannya.

Baca juga: Mengenal Jenis Kompensasi Perusahaan untuk Kinerja Karyawan 

3. Fleksibilitas dalam Pekerjaan

Meskipun remote working dapat mengakomodasi fleksibilitas, namun tetap menjadi tantangan tersendiri bagi ibu bekerja. Opsi kerja jarak jauh menghadapkan para ibu bekerja pada potensi hilangnya ruang untuk benar-benar fokus pada pekerjaan. Karena mereka harus berperan ganda di rumah: menjadi ibu dan karyawan. 

Agar remote working bagi ibu bekerja dapat berjalan efektif, perusahaan bisa mempertimbangkan untuk memberikan fasilitas flexible hours. Kebijakan ini dapat mempermudah ibu bekerja dalam mengatur jam kerjanya di antara tugas-tugas domestik lainnya. NVIDIA memberikan ‘flex-time’ selama 8 minggu kepada orang tua yang baru memiliki anak, untuk membuat transisi kembali ke pekerjaan menjadi lebih mudah.

Baca juga: Perhitungan Iuran BPJS Ketenagakerjaan Karyawan di Perusahaan

Penggunaan software HR yang mendukung manajemen waktu kehadiran menjadi kebutuhan bagi perusahaan dengan sistem kerja fleksibel.

4. Membuat Program Mentorship

Microsoft mendukung orang tua di tempat kerja dengan membentuk Parents Employee Resource Group, sebuah komunitas dapat menjadi tempat untuk berbagi pengalaman dan dukungan untuk semua keluarga di Microsoft. Program mentorship semacam ini dapat menciptakan komunikasi yang baik antar para ibu di perusahaan, dalam berbagai posisi kepemimpinan. Sehingga dapat membangun kepercayaan mereka di tempat kerja.

5. Hindari Parental Gap

Tidak hanya kesenjangan gender yang perlu menjadi perhatian, tetapi perusahaan juga perlu mempertimbangkan kesetaraan gender bagi orang tua. Seringkali, norma yang berlaku adalah ibu yang harus berperan utama dalam pengasuhan anak, sedangkan fokus utama ayah adalah bekerja. Karena itu, cuti bagi ibu baru lebih lama daripada ayah.

DPR RI sendiri sudah mengusulkan Rancangan Undang-undang Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) yang menyatakan bahwa suami berhak mendapatkan hak cuti pendampingan selama 40 (empat puluh) hari. 

Menunjukkan dukungan kepada semua ibu di tempat kerja dapat membantu perusahaan mempertahankan karyawan terbaik dan menarik kandidat wanita yang memiliki prestasi menjanjikan bagi pertumbuhan perusahaan. Selain itu, memiliki tenaga kerja yang beragam dan inklusif juga dapat membuat perusahaan Anda lebih inovatif dan kompetitif.

COBA CATAPA SEKARANG!