AI Tech Day Session 6 Recap: Modernized Payroll with AI

"Output kesuksesan suatu bisnis merupakan rantai tak terputus dari pengalaman pelanggan dan pengalaman karyawan yang baik." Di dalam sesi 6 AI Tech Day 2022 lalu, dibahas mengenai bagaimana proses backoffice seperti payroll di modernisasi oleh teknologi AI. Simak rekap sesinya dalam artikel berikut ini!

Daftar Isi
Ditulis oleh
Muhammad Ichsan
·
February 25, 2022
· Waktu baca
5
menit
AI Tech Day Session 6 Recap: Modernized Payroll with AI

“Bagaimana kesuksesan bisnis dapat dibangun?”


Pertanyaan oleh Prof. Hammam Riza, Presiden dari KORIKA, menjadi pembuka bagi berlangsungnya sesi enam acara AI Tech Day yang sudah jalan di 22 Februari 2022 silam. Sesi yang juga diisi oleh CEO CATAPA, Stefanie Suanita, ini membahas bagaimana AI dapat berperan untuk meningkatkan efisiensi bisnis melalui penerapan payroll modern. 


Setelah pertanyaan tersebut, Prof. Hammam melanjutkan pembicaraannya dengan memberikan penjelasan mengenai bagaimana output kesuksesan suatu bisnis merupakan rantai tak terputus dari pengalaman pelanggan dan pengalaman karyawan.

Employee and Customer Experience

Perusahaan yang dapat memberikan pengalaman pelanggan yang baik rata-rata memiliki peningkatan loyalitas pelanggan hingga 17% dan keuntungan sebesar 11%. Sementara perusahaan yang dapat memberikan pengalaman karyawan yang baik rata-rata mendapatkan peningkatan keuntungan hingga 21%. 


Namun keduanya tak dapat berdiri sendiri, karena untuk mendapatkan kepuasan pelanggan dibutuhkan layanan karyawan yang baik, dan layanan karyawan yang baik didapatkan oleh karyawan yang memiliki kepuasan terhadap perusahaannya. 


Karena itu peran HR dalam suatu perusahaan menjadi sangat penting, karena kepuasan karyawan akan dipengaruhi oleh HR perusahaan yang bekerja dengan baik. 

AI Harus Dilibatkan Dalam Proses Kerja HR Untuk Produktivitas yang Lebih Baik dan Efisien

Untuk meningkatkan kepuasan karyawan dalam satu perusahaan, maka HR harus berupaya ekstra dalam pembuatan program-program kunci untuk karyawan seperti edukasi dan staffing maupun perencanaan strategis kepegawaian pergantian manajemen dan pengembangan kepemimpinan.

HR Professional TIme Spent

Namun nyatanya beban kerja HR sebuah perusahaan lebih terpusat untuk mengurus hal-hal  yang sifatnya administratif dan repetitif. Waktu yang dihabiskan oleh HR untuk mengurus keperluan administratif rutin mencapai 60% sehingga sedikit waktu yang disisihkan untuk mengurus kebutuhan krusial lainnya. 


Disinilah AI harus dilibatkan untuk meningkatkan efisiensi kerja HR. Menggunakan AI, beban kerja yang bersifat administratif dan repetitif seperti payroll dan absensi dapat diatuomasi sehingga  HR dapat lebih fokus untuk menciptakan pengalaman karyawan yang lebih baik.

Organisasi dengan mindset institutional no tidak mengadopsi teknologi baru seperti AI

Growth Mindset: Open-Minded


Meski penerapan teknologi baru seperti AI memiliki manfaat yang sudah jelas lebih baik, beberapa organisasi dengan growth mindset institusional no memilih untuk tidak mengadopsi teknologi baru seperti AI karena kenyamanan mereka untuk melakukan sesuatu dengan cara lama.


Pada akhirnya organisasi yang tak kunjung mengikuti perkembangan teknologi akan tergerus oleh teknologi tersebut dan tak lagi dapat bertahan. Perusahaan besar seperti Blockbuster, Toy R Us, dan Kodak adalah contoh beberapa perusahaan yang akhirnya tak dapat bertahan karena gagal mengadopsi teknologi baru. 


Karena itu diperlukan keterbukaan mindset untuk dapat melihat manfaat penerapan teknologi baru tak hanya jangka pendek tetapi juga secara jangka panjang. Hal ini juga berlaku tak terkecuali untuk penerapan sistem payroll berbasis AI.


Problem Apa yang Berusaha Diselesaikan oleh Payroll Modern?

Common problems in HR Management

Stefanie Suanita mengatakan bahwa sistem payroll modern seperti CATAPA berusaha menyelesaikan beberapa permasalahan inti di dalam manajemen HR.


Permasalahan pertama adalah time consuming, dimana proses payroll atau penggajian dapat memakan waktu berhari-hari dan membutuhkan waktu lembur dari karyawan yang bertugas mengerjakannya. 


Selanjutnya expensive, dimana solusi yang tersedia mahal untuk diadopsi, memerlukan berbagai hardware dan maintenance yang biayanya selalu menumpuk di setiap periode waktu tertentu. Solusi yang tersedia juga memiliki permasalahan complexity, dimana solusi tersebut memiliki banyak fitur yang tidak dibutuhkan dan sulit digunakan. 


Permasalahan lainnya adalah human error, dimana pengerjaan administrative HR seperti penggajian secara tradisional rawan kesalahan manusia yang dapat memakan waktu dan sumber daya untuk dikoreksi. 


Dan masalah terakhir adalah obsolete technology, dimana tidak ada penerapan teknologi baru seperti mobile working, cloud computing dan AI tech. 

CATAPA Sebagai Platform Penggajian Pintar Berbasis AI Untuk Membantu Backoffice Perusahaan

CATAPA hadir sebagai Intelligent Payroll Platform yang dapat membantu proses penggajian dan pengelolaan karyawan menjadi 15 kali lebih efisien. CATAPA memiliki beragam kelebihan bertajuk A.S.I. yang merupakan singkatan dari Affordable, Secure, dan Intelligent.


Affordable. Dengan harga entri yang sangat bersahabat di nominal Rp 5.900/karyawan/bulan, CATAPA ingin mendemokrasikan Payrol berbasis AI agar dapat digunakan oleh siapa saja. 

Secure. Menggunakan standar keamanan kelas dunia seperti 2 factor authentication dan battle tested encryption, keamanan data pengguna selalu menjadi prioritas bagi CATAPA. 

Monthly Payroll Process

Monthly Payroll Process


Intelligent. Dengan basis teknologi AI canggih, CATAPA dapat mempersingkat proses penggajian atau payroll yang mulanya membutuhkan 24 langkah dan memakan waktu seharian, kini dapat dipangkas menjadi 7 langkah singkat dan memakan waktu hanya 15 menit. 


Selain itu CATAPA juga memiliki berbagai fitur pintar berbasis AI berakurasi tinggi seperti Facial Recognition Attendance dan asistan HR pintar Claudia Chatbot 2.0 yang dapat memahami komunikasi kontekstual dan konversasional. 


“Seharusnya dengan segala kelebihan payroll berbasis AI seperti CATAPA, dapat diimplementasikan di pemerintahan” - Prof. Hammam

Dengan jumlah aparat negara yang sangat banyak, penerapan payroll berbasis AI dapat memangkas banyak waktu dan tenaga kerja yang didedikasikan untuk beban kerja administratif rutin yang repetitif. 


Namun sayangnya belum ada backoffice pemerintahan, termasuk payroll ASN, yang memanfaatkan teknologi AI, dan Prof Hammam mengatakan bahwa permasalahan tersebut menjadi permasalahan bersama bagi para aparat negara yang bertugas. 


Presiden sudah memandatkan untuk segera mengadopsi sistem pintar, untuk membantu para aparat negara agar dapat lebih baik lagi dalam memberikan layanan kepada publik. Mandat tersebut sudah diundangkan dalam bentuk Perpres tentang E-Government


“Dibutuhkan tiga poin penting agar pemerintah dapat implementasi sistem payroll pintar berbasis AI” - Stefanie Suanita


Yang pertama adalah alokasi anggaran yang cukup, dimana pemerintah pasti tak memiliki masalah akan itu. Yang kedua adalah PIC terdedikasi yang akan menjalankan implementasi tersebut. Seringkali PIC yang tidak kompeten atau memiliki fokus lain akan membuat proses implementasi berjalan lambat dan akhirnya anggaran ikut membengkak. 


Dan yang paling utama adalah mindset. Karena tanpa mindset yang terbuka untuk memanfaatkan teknologi terbaru akan menjadi sangat sulit. Tanpa mindset terbuka tersebut maka sebuah organisasi akan tetap menggunakan teknologi usang dan bukan tak mungkin akan tergantikan atau tergerus oleh teknologi yang gagal mereka lihat potensinya. 

hubungi kami